Awkwkwkwkwkwkw WWWW, yah!

Table of Content

Buru Buku Atau Pacar

Zaman ini budaya impor semakin meleber di Indonesia. Dengan mudahnya masuk dan diadopsi oleh mereka yang tidak paham seluk beluk budaya tersebut. Termasuk gaya hidup yang glamour dan mengutamakan kenikmatan dibandingkan kebutuhannya. Padahal di bangku sekolah dasar di ajarkan tentang kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Akan tetapi semua itu hanya gagasan sebagai seremonial belaka. 

Melihat kebelakang sudah tidak zaman bagi kaum muda-mudi sekarang tapi melihat Ke kiri dan kanan karena tandingan adalah hal yang lumrah. Mereka sangat materialistis terhadap dunia ini. Tidak pernah lagi memikirkan apakah nanti aku masih bisa merasakan kehidupan seperti ini dengan oksigen ataupun dengan keluarga terdekat. Rasa sosial yang baik tak lagi ada dalam diri dan akal.

Contoh kecilnya bahwa tak banyak yang memperhatikan kejadian-kejadian penting di Indonesia. Sebut saja Tragedi G-30 SPKI dan Peristiwa di Rengasdengklok. Hanya segelintir pemuda yang melihatnya urgen dan berusaha mencari referensi untuk mengetahui yang sebenarnya. Jika ditanya tentang sejarah, mereka melotot dan diam tapi jika ditanya tentang kenikmatan mereka tertawa dan sangat antusias. Semua itu terjadi karena minimnya rasa ingin tahu dari membaca buku dan mengandalkan internet sebagai acuan dasar yang kurang jelas sumbernya.

Tentunya telah banyak realita yang menunjukkan kemunduran mental dan cara berpikir dari generasi kita. Yah itu berlangsung terus menerus dan mengikis budaya yang sudah tertata dengan baik sebelumnya. Salah satu yang merusak kerangka berpikir pemuda adalah budaya pacaran. Budaya tersebut dibawa secara impor lalu tumbuh dan berkembang di negeri ini. Sekarang menjadi hal yang trend dan akibatnya jika tidak ikutan yah kampungan katanya.

Zaman yang aneh dan peminatnya banyak. Lihat saja sekarang, baru menginjak sekolah dasar tapi budaya pacaran sudah menggerogoti akal generasi kita. Melihat itu tentunya menimbulkan pertanyaan, "Gimana dengan SMP dan SMA atau Mahasiswa yah? ". Tentunya aku tidak mau dan tidak ingin tergiur pada rana itu. 

Menurutku budaya cari pacar harus diganti dengan "Buru buku". Alasan konkretnya bahwa kita mampu menjauhi penyimpangan dan sesuatu yang buruk dan hanya mendekati rasa ingin tahu karena ilmu pengetahuan yang beradab. Satu lagi kita lebih update informasi dan keren pokoknya. Maka dari itu kuputuskan untuk mulai berburu buku disiplin ilmuku dan karangan pemikiran.
Berburu buku itu memang asyik. Terkadang karena uang untuk membeli buku belum ada, kita bisa membaca dengan gratis ketika buku yang kita cari segel plastiknya sudah hilang. Meski berjam-jam di toko buku tapi gak dilarang untuk membaca bukunya. Pokoknya keren dan menantang. Dibandingkan dengan buru pacar yang menguras dompet dan waktu, pastilah buru buku yang keren, bermanfaat dan luar biasa. Banyak yang bisa dibanggakan dengan prinsip itu, berbeda dengan buru pacar yang hanya merusak diri dan orang lain.

Posting Komentar