Ngopi yok ke Minasatene? Bukan promosi tapi janji bertemu disana yah, sama-sama kita mencari Tuhan! Dibaca, yah!

Table of Content

Stigma Negatif Pemuda, "Jadi Tentara saja, Otak dibelakang"

Stigma negatif muda-mudi enyah menjadi klise
Tampa beralasan yang tidak rasional, saat ini aku melihat semangat belajar dari kawan-kawanku sudah jauh berbeda dibandingkan saat menginjak masa sekolah dasar. Sungguh sangat miris ketika melihat muda-mudi yang telah menjadi budak dunia saat ini. Gambarannya sangat jelas dan begitu kejam. 

Misalnya saja, di usia yang terbilang masih kurcaci yakni Sekolah Dasar mereka telah mengomsumsi nikotin dan minuman keras. Yah, itu terjadi di lingkungan sekitar rumahku saat ini. Yang dulunya aku melihat anak-anak bermain kelereng dan karet gelang serta tepukan wayan kertas kini telah hilang bak di telan bumi. Jujur saja kebiasaan yang menurutku menarik telah diluluh-lantahkan dengan kejamnya dunia.

Akibat dari paradigma yang kian menjadi-jadi, defisit keimanan dan ketekunan kini digantikan dengan stigma Hedon. Mereka menganggap belajar di bangku sekolah hanyalah formalitas belaka dan hanya membuat pusing karena ujung-ujungnya nanti akan jadi tentara katanya. Yah, memang kalau mau jadi tentara tidak pake otak? Apa cuma pake duit dan fisik? Sangat miris.

Paradigma itu yang saat ini tengah populer bagi kalangan muda-mudi kurcaci di kampungku. Tentu selain dari pemikiran yang menurutku miris, juga membuat banyak orang risih karena tingkah mereka yang sudah kurang ajar. Contohnya saja, dengan bangganya anak-anak di kampungku bermain petasan di dekat masjid yang saat itu masih melaksanakan ibadah. Benar yang diucapkan Nidji "Roda pasti berputar", dimana hal-hal buruk di anggap baik dan yang baik dilupakan.

Aku menyadari bahwa hal seperti ini asal muasalnya dari pergaulan dan propoganda yang secara tidak langsung mencuci kebiasaan baik menjadi buruk oleh media. Budaya barat kini tak mampu di filter lagi karena bertabrakan dengan kepentingan kertas membawa bencana "Money". Mereka rela melakukan doktrin sesat kepada khalayak tanpa memperhatikan dampak dari anak-anak bangsa nantinya.

Akhirnya mereka diam, Aku gagal jadi tentara. Kenapa? Karena aku tidak lulus dalam tes yang berkaitan dengan keilmuan. Itulah mereka yang menganggap remeh ilmu pengetahuan dan mengutamakan kecongkakan akan fisiknya. 

Mau seperti apa lagi? Muda-mudi mebanjiri hiruk pikuk kota dengan identitas pengangguran dan parasit orang tua. Mereka diam dan  menyesali.

Posting Komentar