Banyak sekali yang ingin kuceritakan. Kemarin mendengar kabar dari sahabatku yang lain seketika hati ini terenyah pada saat itu. Siapa yang menyangka ketika ajakan seorang yang belum lama kukenal membawaku dalam dunia jurnalis di kampus itu telah berbeda jalur malam ini. Dengan berbangga diri, ketika pertama kali menawarkanku formulir untuk bergabung dalam lembaga yang masih asing menurutku waktu itu. Sempat kupikirkan beberapa kali menerima formulir untuk di digandakan karena tersisa selembar saja.
Tak bisa dipungkiri ketika kulihat kami hanya ber enam mengikuti pelatihan sekaligus recruitment menyisahkan sebuah history tersendiri menurutku untuk di simpan baik-baik. Itulah kami dengan kepolosan tampa lebih tahu ketika itu.
Menimbah sebanyak-banyaknya ilmu di luar kampus memang menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Karena pemahaman kami masih bergelut dengan apa yang dilihat dan mengaguminya sehingga seenaknya saja membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Watak itulah yang kemudian menggugurkan beberapa dari kami untuk terus menggali ilmu yang ada di lembaga itu. Sangat kuingat jelas ketika beberapa agenda bertabrakan di jurusan yang mewajibkan untuk mengikutinya sehingga berusahalah ku negosiasikan hal tersebut kepada SC dan OC dari kegiatan yang kami ikuti waktu itu. Alhasil kami di persilahkan untuk izin mengikutinya.
Lokasi kegiatan saat itu jauh dari akses jalan raya sehingga kami harus menuju jalan raya. lalu, senior kami melihat dan berusaha membantu kami untuk mencari taxi.
Seraya menunggu taxi yang datang, beberapa dari kami bercerita sembari berjalan. Dengan muka polosnya membandingkan kegiatan saat itu dengan yang pernah dilalui sebelumnya. Dari situlah ke-6 penjelajah ilmu terpecah dan terbayang kepahitan dalam wajah kantuknya berjalan. Sungguh sangat mencengangkan ketika pemahaman dasar mampu menyimpulkan sesuatu yang belum di verifikasi sebelumnya. Saat itu kuberusaha tetap mengembalikan asumsi buruknya tapi prinsip awam yang kemudian hadir tak mampu merubahnya.
Tibalah taxi yang kami tunggu dari tadi. Sekitar 1 jam untuk sampai ditujuan dengan rasa ngantukku yang masih saja ada. Jujur saja phobia dengan mobil masih ada dalam pikiranku sehingga rasa mual,pusing dan muntah tetap terbayang.
Memang kami mengetahui bahwa pengkaderan yang kemudian ada dalam lembaga itu berlangsung 1 tahun lamanya. Tiba rapat perdana disuakan dengan agenda bazar bersama untuk memperkuat silaturahim diantara pengurus lembaga dan kader nantinya. Pada saat itu yang masih loyal dari jurusanku cuma saya dengan dia. Karakter unik yg muncul dari kami adalah adanya paham bertahan diri dan mempertahankan keberadaan kami. Jujur saja tidak ada pengurus dari jurusanku 1-2 tahun diatas sehingga seperti itulah keadaan kami.
Banyak aktivitas yang kami lalui dan penuh perjuangan tentunya untuk tetap beraktual di dalam lembaga tersebut. Beberapa agenda-agenda dari lembaga kami ikuti dengan kondisi yang berbeda-beda. Terkadang akulah yang rajin, kadang pula dia.
Berliku-liku hidup ini dan harus di hadapi. Tiba saatnya kami dilantik sebagai anggota di lembaga itu dan sama seperti sebelumya hilanglah 1 orang. Tak kupersoalkan yang penting tetap tertanam dalam hati bahwa kita harus mempertahankan keberadaan dan mempertegas eksistensi kita. Namun berselang beberapa bulan muncullah paham yang menurutku nekad dan tidak masuk akal. Lalu seketika dia melontarkan pesan via line bahwa tak cocok lagi dengan lembaga yang sudah di embannya sejak lama.
Sebelum saat itu pula kutunjukkan peran dan fungsiku dalam lembaga dan menuai spekulasi dari berbagai pihak. Sehingga ujian untuk mempertegas eksistensi kami muncul dengan sebenarnya. Makian dan tindakan lumayan keras kuhadapi dan dia pula.
Pernah terbesit di pikiranku bahwa itulah yang kemudian membuatnya jatuh dan tidak lagi bersemangat untuk mempertahankan dirinya. Namun, ku berpikir kembali bahwa ketidakcocokan hobi dan karakter akan berdampak dengan jiwa yang ada. Hanya ucapan terima kasih kepadanya atas perjuangan selama ini. Dan sekarang kusadari bahwa seketika akan mempertegas eksistensiku dan pemahamanku dilihat dari sudut ini. Jika kuyakin dengan keberadaanku dan usahaku maka sampailah diriku pada titik tertegasku.