Ngopi yok ke Minasatene? Bukan promosi tapi janji bertemu disana yah, sama-sama kita mencari Tuhan! Dibaca, yah!

Table of Content

Pahlawan Pengen Tanda Jasa Zaman NOW!

Banyak sekali yang mengucapkan "Selamat Hari Pahlawan" tampa memahami sejarah, filosofi dan konstitusionalnya. Mereka tidak sadar bahwa ucapan itu begitu sakral, bukan hanya karena di tetapkan Tanggal 10 November melainkan makna substantif di dalamnya yang perlu dipahami.
Pahlawan Pengen Tanda Jasa Zaman NOW
Bermanfaat untuk semua kaum tampa memandang SARA adalah bukti bahwa manusia punya hati yang suci yang ia dapatkan dari dimensi penciptannya. Dimensi kesuciaan yang diperolehnya menjadi simbol kekuatan bahwa perilaku mestinya lebih menonjol kepada karakter tampa pamrih bukan sebagai pemberi menunggu imbalan yang pasti. 

Kita memang paham jikalau yang kita lakukan pasti ada balasannya, pasti ada dampaknya dan auranya akan terpancarkan dan tercermin dari tingkah laku individunya. Entah niat baik atau buruk yang pastinya semua akan ada balasannya. 

Mengingat kata pahlawan yang sering di istilahkan dengan kata "Hero", "Manusia pembela kebenaran" atau apapun itu yang nantinya akan diterjemahkan sebagai penyelamat manusia serta alam terkadang dipandang lurus saja, apalagi muda-mudi kekiniaan saat ini yang sangat mudah mendefinisikan sesuatu secara spontan. Yah,  "Dipandang lurus" tapi tidak sesuai makna substantifnya. Generasi yang di istilahkan masuk di zaman NOW sudah terkungkung pada suatu kenyataan bahwa apa yang mereka anggap kekiniaan sudah salah dalam menerjemahkan hakikat pahlawan yang sesungguhnya. 

Banyak sekali yang mengucapkan "Selamat Hari Pahlawan" tampa memahami sejarah, filosofi dan konstitusionalnya. Mereka tidak sadar bahwa ucapan itu begitu sakral,  bukan hanya karena di tetapkan Tanggal 10 November melainkan makna substantif di dalamnya yang perlu dipahami. Ketika telah memaknai hakikatnya pastinya kita akan merasa bahwa " Yang saya lakukan masih kecil,  pengorbanan yang saya berikan masih minim dan sangat berbeda dengan mereka yang telah membawa bangsa ini berdiri kokoh menopang Sakralnya Merah Putih".

Contoh kecil argumentasi diatas ialah banyaknya yang menjadikan kata pahlawan melenceng seperti kelakuan anak zaman NOW.  

"Bang Hari ini Hari Apa? 
-Hari Kamis,  Hari Pahlawan Nasional neng. 
"Iya betul bang. 
-Terus kenapa neng? 
"Mau gak jadi pahlawanku?
 -Maksudnya neng? 
"Selamatkan aku dari banyaknya cowok di dunia ini karena hanya kamu yang ku inginkan untuk jadi penyelamat hidupku. 
- wkwkw. 

Yah, sangat melenceng dan digunakan untuk hal-hal yang menurutku tidak relevan dari makna substantifnya.

Belum lagi kalau kita lihat di era demokrasi saat ini,  dimana banyaknya kesempatan untuk melakukan pencitraan personal ke semua kalangan, dengan mengandalkan media sosial semata. Yah, pastilah momen hari pahlawan ini dijadikan tameng untuk mempromosikan jiwa patriotisme dan nasionalismenya. Di twitter,  fb,  ig, dan medsos lainnya. Tentunya ini untuk segelintir saja dan masyarakat cerdas tinggal melihatnya. 

Tentunya hal itu sebuah inovasi zaman NOW dan menjadi sebuah proses yang wajib dilakukan jika ingin mendapatkan kursi megah di puncak sana. Ketika telah mutlak memenangkan kompetisinya, meraka akan menjadi sosok dikagumi dan dianggap pahlawan jika kinerja yang diperlihatkan menyentuh masyarakatnya. 

Disisi lain,  bagi mereka yang hanya berniat kapitalis tentu hanya akan menampakkan kebejatan dalam dirinya tapi tidak untuk topengnya,  seolah-olah merakyat tapi menghisap darah rakyatnya sendiri. Jadi,  masyarakat mestinya cerdas melihat fenomena di semua kalangan bukan hanya menjadi pengekor mengucapkan Hari Pahlawan tampa tahu hakikatnya.